Dimsum, siapa sih yang nggak suka? Camilan khas Tiongkok ini sudah menjadi makanan favorit banyak orang di Indonesia. Rasanya yang lezat, praktis, dan cocok dinikmati kapan saja membuat bisnis dimsum semakin digemari.
Tapi, tahukah kamu berapa modal usaha dimsum yang perlu kamu siapkan jika ingin memulai bisnis ini? Yuk, simak rincian modal usaha dimsum dan estimasi keuntungannya di artikel ini!
Modal Usaha Dimsum, Rincian yang Perlu Kamu Ketahui
Sebelum terjun ke dunia bisnis dimsum, pastinya kamu harus tahu modal usaha dimsum yang dibutuhkan. Hal ini penting untuk perencanaan bisnis yang matang. Berikut ini adalah rincian modal yang perlu kamu siapkan:
1. Modal Investasi Awal
Modal investasi awal ini termasuk barang-barang yang akan kamu gunakan dalam jangka panjang. Simak daftar di bawah ini untuk lebih jelasnya:
- Peralatan Masak: Untuk memulai usaha dimsum, kamu memerlukan beberapa peralatan seperti steamer (pengukus), wajan besar, panci, dan alat-alat lainnya. Total biaya untuk peralatan masak sekitar Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000 tergantung pada kualitas dan merek yang kamu pilih.
- Kemasan: Kalau kamu berencana menjual dimsum dengan sistem take-away atau online, kemasan adalah aspek penting. Harga kemasan berkisar antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000 untuk stok awal.
- Gerobak atau Booth: Jika kamu ingin menjual dimsum secara offline, di pinggir jalan atau di tempat keramaian, kamu memerlukan gerobak atau booth. Harganya sekitar Rp 2.500.000 – Rp 5.000.000, tergantung desain dan ukurannya.
2. Bahan Baku
Modal usaha dimsum juga mencakup bahan baku yang akan kamu gunakan untuk membuat dimsum. Bahan baku ini perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi rasa dan kualitas dimsum kamu. Beberapa bahan baku utama yang diperlukan antara lain:
- Daging ayam atau udang: Komponen utama dalam dimsum, bisa kamu sesuaikan dengan menu yang akan kamu tawarkan. Untuk satu kali produksi, biasanya kamu membutuhkan bahan baku dengan total biaya sekitar Rp 500.000 – Rp 1.000.000.
- Kulit dimsum: Kulit untuk membungkus dimsum juga perlu kamu beli dalam jumlah yang cukup banyak. Harganya berkisar Rp 100.000 – Rp 300.000 tergantung dari jumlah dan kualitasnya.
- Bumbu-bumbu dan bahan tambahan: Untuk menghasilkan dimsum yang lezat, kamu perlu bumbu-bumbu seperti bawang putih, garam, merica, dan saus sambal. Bahan tambahan seperti tepung tapioka dan tepung maizena juga penting. Estimasi modal untuk bahan-bahan ini sekitar Rp 200.000 – Rp 400.000.
3. Biaya Operasional Harian
Selanjutnya, kamu juga perlu mempertimbangkan biaya operasional harian, seperti:
- Gas dan listrik: Kalau kamu menggunakan steamer atau kompor gas, kamu pasti membutuhkan suplai gas dan listrik. Estimasi biayanya sekitar Rp 300.000 – Rp 500.000 per bulan.
- Gaji karyawan (opsional): Jika kamu berencana mempekerjakan karyawan, kamu perlu menyiapkan gaji untuk mereka. Rata-rata gaji karyawan untuk usaha kecil bisa berkisar Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 per bulan.
- Promosi dan pemasaran: Modal usaha dimsum yang satu ini nggak kalah pentingnya. Kamu perlu mengalokasikan dana untuk promosi, baik melalui media sosial maupun iklan di platform digital. Estimasinya sekitar Rp 300.000 – Rp 1.000.000 per bulan tergantung strategi promosi yang kamu pilih.
Estimasi Keuntungan Usaha Dimsum
Sekarang kamu sudah tahu modal usaha dimsum yang perlu disiapkan, saatnya kita membahas hal yang paling ditunggu-tunggu: estimasi keuntungan! Tentunya keuntungan yang kamu dapatkan tergantung dari harga jual, jumlah pelanggan, dan efisiensi biaya produksi. Namun, untuk memberikan gambaran, kita akan hitung perkiraan keuntungannya.
1. Harga Jual Dimsum
Rata-rata harga jual dimsum di pasaran berkisar antara Rp 8.000 – Rp 12.000 per porsi. Namun, jika kamu menjual di area yang lebih premium atau menyediakan varian menu yang lebih spesial (seperti dimsum udang atau dimsum bebek), kamu bisa menjual dengan harga lebih tinggi, sekitar Rp 15.000 – Rp 20.000 per porsi.
2. Volume Penjualan Harian
Mari kita asumsikan kamu mampu menjual 50 hingga 100 porsi dimsum per hari. Dengan harga rata-rata Rp 10.000 per porsi, omzet harian yang bisa kamu dapatkan berkisar antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000.
3. Penghitungan Keuntungan
Misalnya kamu menjual 75 porsi dimsum per hari dengan harga Rp 10.000 per porsi, maka omzet per hari adalah Rp 750.000.
Kemudian, kita hitung biaya bahan baku untuk produksi 75 porsi dimsum. Jika biaya bahan baku untuk satu porsi dimsum adalah sekitar Rp 3.000, maka total biaya bahan baku untuk 75 porsi adalah Rp 225.000.
Selain itu, ada biaya operasional harian seperti gas dan listrik sekitar Rp 10.000 per hari. Jadi, total biaya harian adalah:
- Bahan baku: Rp 225.000
- Biaya operasional: Rp 10.000
Total biaya harian: Rp 235.000
Dengan omzet harian sebesar Rp 750.000, maka keuntungan kotor per hari adalah:
Rp 750.000 – Rp 235.000 = Rp 515.000
Jika kamu menjual dimsum setiap hari, maka keuntungan kotor bulanan yang bisa kamu dapatkan adalah:
Rp 515.000 x 30 hari = Rp 15.450.000
4. Keuntungan Bersih Bulanan
Namun, keuntungan kotor ini belum termasuk biaya tetap bulanan seperti gaji karyawan (jika ada), sewa tempat, dan biaya promosi. Misalnya, jika total biaya tetap bulanan adalah Rp 5.000.000, maka keuntungan bersih bulanan yang bisa kamu dapatkan adalah:
Rp 15.450.000 – Rp 5.000.000 = Rp 10.450.000
Baca Juga: Perhitungan Bisnis Telur Ayam Modal, Operasional, dan Profit
Memulai usaha dimsum ternyata nggak terlalu rumit, kan? Dengan modal usaha dimsum yang berkisar antara Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000, kamu sudah bisa memulai bisnis yang berpotensi memberikan keuntungan hingga Rp 10.000.000 per bulan. Kuncinya ada di perencanaan yang matang, kualitas rasa, dan strategi promosi yang tepat.
Jadi, sudah siap memulai bisnis dimsum kamu sendiri? Selamat mencoba, semoga sukses!