Jika kamu sedang mempertimbangkan untuk memulai usaha kuliner, salah satu ide yang patut dicoba adalah usaha bubur ayam. Usaha ini terlihat sederhana, tapi jangan salah, potensi keuntungannya cukup menjanjikan, lho! Tapi, sebelum kamu terjun ke bisnis ini, penting untuk mengetahui berapa sih modal yang dibutuhkan untuk usaha bubur ayam, dan bagaimana perhitungan keuntungannya.
Nah, di artikel ini, kita akan mengulas lengkap tentang modal usaha bubur ayam serta potensi cuannya. Siap? Yuk, simak selengkapnya!
Modal Usaha Bubur Ayam, Apa Saja yang Perlu Kamu Siapkan?
Modal usaha bubur ayam bisa dibilang relatif terjangkau dibandingkan bisnis kuliner lainnya. Namun, tentunya ada beberapa komponen yang harus kamu perhitungkan dengan baik. Berikut adalah rincian modal usaha bubur ayam yang bisa kamu jadikan acuan:
1. Peralatan Masak
Peralatan masak adalah salah satu komponen penting dalam usaha bubur ayam. Kamu nggak perlu peralatan yang terlalu mewah, namun pastikan peralatan yang kamu beli berkualitas dan awet. Beberapa peralatan yang kamu butuhkan antara lain:
- Panci besar untuk memasak bubur.
- Kompor dan gas.
- Wajan untuk membuat topping ayam.
- Sendok sayur dan sendok makan.
- Pisau, talenan, dan alat penunjang lainnya.
Jika kamu belum memiliki peralatan ini di rumah, maka kamu perlu menganggarkan dana sekitar Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 untuk membeli semuanya.
2. Bahan Baku
Bahan baku untuk bubur ayam cukup sederhana. Kamu memerlukan beras, ayam, kaldu, bumbu-bumbu seperti bawang putih, merica, daun bawang, kecap, hingga kerupuk dan telur. Untuk memulai usaha dengan kapasitas produksi sekitar 50 porsi per hari, kamu bisa mengalokasikan dana sekitar Rp 300.000 – Rp 500.000 per hari untuk bahan baku.
3. Biaya Operasional Lainnya
Jangan lupa, dalam perhitungan modal usaha bubur ayam, kamu juga harus memperhitungkan biaya operasional lain seperti:
- Biaya sewa tempat: Jika kamu memilih berjualan di lokasi strategis yang ramai, seperti di pinggir jalan atau di dekat perkantoran, kamu perlu mempertimbangkan biaya sewa. Kisaran biaya sewa tempat bisa bervariasi, mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 1.500.000 per bulan, tergantung lokasi.
- Listrik dan air: Jika kamu berjualan di rumah, biaya ini mungkin tidak terlalu besar. Namun, jika kamu menyewa tempat, anggarkan sekitar Rp 200.000 – Rp 300.000 per bulan untuk listrik dan air.
4. Biaya Promosi
Di era digital seperti sekarang, promosi menjadi aspek penting untuk menarik pelanggan. Kamu bisa memanfaatkan media sosial seperti Instagram atau Facebook untuk mempromosikan usaha bubur ayammu. Namun, jika kamu ingin lebih serius, kamu bisa menganggarkan biaya untuk iklan di media sosial, sekitar Rp 300.000 – Rp 500.000 per bulan.
Total Modal Awal
Jadi, berapa total modal usaha bubur ayam yang perlu kamu siapkan? Berikut perkiraan totalnya:
- Peralatan masak: Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000
- Bahan baku (untuk 1 minggu): Rp 2.100.000 (dengan estimasi Rp 300.000 per hari)
- Sewa tempat: Rp 500.000 – Rp 1.500.000 per bulan
- Listrik dan air: Rp 200.000 – Rp 300.000
- Biaya promosi: Rp 300.000 – Rp 500.000
Dengan demikian, modal awal yang kamu butuhkan sekitar Rp 5.000.000 – Rp 7.000.000 untuk usaha bubur ayam kecil-kecilan. Tentu saja, angka ini bisa bervariasi tergantung lokasi, skala usaha, dan strategi bisnis yang kamu terapkan.
Perhitungan Keuntungan Usaha Bubur Ayam
Setelah mengetahui berapa modal usaha bubur ayam, sekarang saatnya kita hitung potensi keuntungannya. Berikut beberapa faktor yang perlu kamu pertimbangkan dalam perhitungan keuntungan.
1. Harga Jual per Porsi
Umumnya, harga bubur ayam per porsi di pasaran berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Untuk memudahkan perhitungan, kita ambil harga rata-rata Rp 12.000 per porsi.
2. Jumlah Porsi yang Dijual
Dalam satu hari, katakanlah kamu bisa menjual sekitar 50 porsi bubur ayam. Dengan asumsi ini, pendapatan harianmu adalah:
50 porsi x Rp 12.000 = Rp 600.000 per hari.
3. Biaya Produksi Harian
Biaya produksi harian terdiri dari bahan baku dan biaya operasional seperti gas dan listrik. Berdasarkan perhitungan modal usaha bubur ayam tadi, biaya bahan baku untuk 50 porsi sekitar Rp 300.000 per hari. Untuk biaya operasional, kita anggarkan sekitar Rp 50.000 per hari.
Total biaya produksi harian: Rp 300.000 (bahan baku) + Rp 50.000 (biaya operasional) = Rp 350.000 per hari.
4. Keuntungan Harian
Sekarang, kita hitung keuntungannya:
Pendapatan harian: Rp 600.000
Biaya produksi harian: Rp 350.000
Keuntungan harian: Rp 600.000 – Rp 350.000 = Rp 250.000 per hari.
Jika kamu berjualan setiap hari, keuntungan bulanan yang bisa kamu dapatkan adalah:
Rp 250.000 x 30 hari = Rp 7.500.000 per bulan.
Ini adalah perhitungan kasar. Tentunya, keuntunganmu bisa lebih besar jika kamu mampu menjual lebih banyak porsi atau mengurangi biaya produksi.
Baca Juga: Segini Modal Usaha Mie Ayam Rumahan dan Keuntungannya
Modal usaha bubur ayam sebenarnya tidak terlalu besar, terutama jika dibandingkan dengan potensi keuntungannya yang menjanjikan. Dengan modal awal sekitar Rp 5.000.000 – Rp 7.000.000, kamu bisa memulai usaha kecil-kecilan yang berpotensi mendatangkan keuntungan hingga Rp 7.500.000 per bulan. Tentu saja, keberhasilan usahamu sangat bergantung pada strategi pemasaran, kualitas produk, dan pelayanan yang kamu berikan.
Jadi, sudah siap memulai usaha bubur ayam? Yuk, rencanakan dengan matang, dan jangan lupa terapkan tips-tips di atas agar usahamu semakin laris manis! Semoga sukses!